Senin, 19 Desember 2011

KONDISI UMAT ISLAM SAAT INI

Kondisi umat saat ini
Islam adalah sistem yang diridhai oleh Allah Swt. Mengatur setiap senti bahkan mili kehidupan manusia.
Islam turun sebagai rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Penyempurna dari bangunan yang telah berdiri sebelumnya. Bangunan yang dibawa oleh salah satu utusan Allah Swt. Yakni Ibrahim as. Belumlah sempurna, masih banyak lubang lubang yang harus ditambal disana sini. Kemudian ditambah lagi oleh Rasul rasul selanjutnya sepeninggal Beliau as. Sampai disempurnakan saat datangnya Rasulullah Muhammad Saw.
Manusia pada dasarnya memiliki fitrah untuk menyembah Allah Swt. Dalam surat Ar-rum ayat 30 sudah sangat jelas sekali dijelaskan tentang fitrah manusia.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
Namun iblis bersama pasukannya tidak akan tinggal diam, karena kesombongannya mereka akan menggoda manusia dari berbagai sisi, dari depan, samping dan belakang. Mereka tidak akan hanya duduk duduk saja , sampai mereka mendapatkan apa yang menjadi keinginnannya, yaitu menyesatkan umat ini dari jalan yang haq ke jalan yang batil.
“yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya”. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (04:118-119)”
Syaitan tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan umat manusia dari jalan yang lurus dan benar, mereka senantiasa akan menjadi penggoda, penghasut, pembisik setiap kejahatan kejahatan yang akan dilakukan manusia.
Inilah yang menyebabkan pada setiap umat muncul suatu perpecahan, ada yang benar benar menjaga keaslian ajaran yang di bawa penyeru pada masanya dan ada yang berpaling dari ajaran penyeru pada masanya. Seperti samiri pada masa Nabi Musa as. Samiri membuat patung sapi untuk disembah, patung sapi yang bisa mengeluarkan bunyi. Sehingga pada saat itu, umat menduga bahwa sapi itu adalah tuhannya. Namun ada juga orang orang yang memang benar-benar mempertahankan dan menjaga keaslian yang dibawa oleh Penyerunya pada saat itu.
Melihat genersasi dongeng, ya, kita hanya bisa mengatakannya dongeng, karena sungguh luar biasa sekali apa yang dilakukan oleh generasi generasi pendahulu Islam, mereka membangun kejayaan dari kekuatan aqidah, kekuatan ikatan hati yang begitu dalam dengan Allah Swt. Mereka bersabar tatkala mendapatkan ujian, hinaan. Mereka serahkan segalanya hanya pada Allah Swt. Cukuplah Allah yang menjadi penolong bagi mereka. Subhanallah, Maha Suci Allah,, mereka benar benar menyerahkan kehidupannya hanya untuk Allah Swt.
“sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah……”
Mereka sadar bahwa dirinya hanyalah untuk Allah Swt. Mereka telah meyakini bahwa jual belli terbaik adalah dengan Allah Swt.
Masih kita ingat betapa mulianya Mushab bin umair yang meninggalkan kenikmatan dunia, meninggalkan harta orang tuanya yang begitu berlimpah hanya untuk memeluk Islam.dia diusir oleh ibunya, dihilangkan hak akan harta orang tuanya, tidak diberi uang jajanlah kalojaman kita. Yang jadi pertanyaan, Apakah kita pada zaman ini sanggup melakukannya?
Ingatlah satu hadist Nabi Saw.
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, ”Akan terjadi masa di mana umat-umat di luar Islam berkumpul di samping kalian, wahai umat islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan.”
Lalu, seorang sahabat bertanya, ”Apakah kami pada saat itu sedikit, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, ”Tidak. Bahkan, ketika itu, jumlah kalian banyak. Akan tetapi, kalian ketika itu bagaikan buih di lautan. Ketika itu, Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit wahn.”
Sahabat tadi bertanya lagi, ”Wahai Rasulullah, apa yang baginda maksud dengan wahn itu?” Rasulullah menjawab, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud).
Sebenarnya umat islam, saat ini, punya potensi yang sangat besar, bisa dilihat dari jumlahnya yang sangat banyak, namun banyaknya umat ini tidaklah lantas menjadikan ummat yang besar ini kuat. Mereka bagaikan buih dilautan. Tiada bermakna, tidak ada lagi orang yang segan bahkan takut dengan mereka. Zaman ini, dimana ummat ini jumlahnya sangat banyak, hanya menjadi bahan olok-olokan kaum kaum kafir, mereka tidak menyadarinya, karena syaithan telah melalaikan manusia dari mengingat Allah Swt.
Kecintaan ini muncul seiring tumbuhnya usia manusia, kenapa seiring dengan tumbunya usia? Karena manusia akan merasakan kenikmatan kenikmatan dunia yang baru. Semakin hari mereka akan merasakan kenikmatan kenikmatan yang bertambah. Inilah mengapa semakin lama, manusia akan semakin cinta pada dunia.
Setelah merasakan kenikmatan yang begitu menumpuk mereka terlena dengan kenikmatan di dunia,, manusia lupa akan kenikmatan yang abadi kenikmatan di surga. Kenikmatan dalam jannah-Nya.
Kondisi ini memang sangat menyedihkan, dimana Ummat Islam sudah terlena dengan dunia yang menjadikan mereka ingin hidup selama-lamanya, mereka enggan berjuang, enggan berdakwah, enggan merasakan pahitnya perjuangan. Lemah mentalnya, lemah daya saingnya, apakah pantas manusia yang menghambakan hidup untuk dunianya meminta jannah-Nya?
Kondisi yang memprihatinkan ini memang sudah akut. Penyakit yang menyebar ini memang sudah sangat parah. Muslim yang menganggap ibadahnya bisa memasukannya kedalam surga, padahal bukan karena ibadahnyalah dia masuk surga, melainkan karena Rahmat dari Allah Swt. Maka, pantaskah ia meminta jannah-Nya? Padahal enggan dia memperjuangkan kebenaran yang hakiki!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar